Kamis, 29 Oktober 2009

Pandangan Umum MPM PEMA Unika St.Thomas Medan di Rembuk Mahasiswa Unika 2006


PANDANGAN UMUM MPM PEMA UNIKA ST.THOMAS
TERHADAP PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MAHASISWA
- PEMERINTAHAN MAHASISWA -
UNIKA ST.THOMAS SU.
SEJAK Tahun 2004 s/d Tahun 2006

“ PERSPEKTIF KELEMBAGAAN PEMA UNIKA ST.THOMAS DALAM
PENYELENGGARAAN UNIVERSITAS SEBAGAI LEMBAGA PERGURUAN TINGGI
YANG HIDUP, BERTUMBUH DAN BERKEMBANG ”
.

Sekilas Mengenai Perguruan Tinggi

Hakikat pendidikan tinggi salah satunya adalah terdiri atas masyarakat ilmiah. Masyarakat ilmiah sangat menghargai nilai-nilai ilmiah dan selalu memiliki motivasi dan kemampuan untuk menelti ( searching power ) setiap fenomena yang ada, dikaji sebab dan akibatnya dengan metodelogi ilmiah untuk mendapatkan kebenaran yang teruji. Namun masyarakat ilmiah dalam konteks tersebut tidak merupakan suatu “ivory tower” atau menara gading ditengah-tengah masyarakat indonesia, justru sebaliknya masyarakat ilmiah merupakan pusat informasi ilmiah dan selalu memberikan pelayanan terbaik tidak saja bagi anggotanya ( staff pengajar dan mahasiswa ), tetapi juga kepada masyarakat luas, untuk kemajuan bangsa dan negara.
Maka ,terdapat suatu pengertian bahwasannya Universitas Katolik St.Thomas su merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengkajian yang memelihara, mengembangkan serta menyebarkan ilmu pegetahuan dan kesejahteraan umat manusia, perkembangan kehidupan masyarakat dan bangsa. Di indonesia peran dan fungsi itu dituangkan dalam Tri Dharma perguruan Tinggi yang terdiri dari tiga misi yakni PENDIDIKAN , PENELITIAN dan PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh karena sebuah pemahaman bahwasannya ciri-ciri masyarakat ilmiah adalah : kritis, dialogis,obyektif, analitis, kreatif dan konstruktif, dinamis , terbuka Untuk menerima kritik, menghargai waktu dan prestasi ilmiah /akademik, bebas dari prasangka, kesejawatan/kemitraan, khususnya diantara sivitas akademika, memiliki dan menjunjung tinggi norma, kaidah dan susila akademik serta tradisi ilmiah dan tentunya berorientasi kemasa depan. Maka, Kemajuan kualitas suatu Perguruan Tinggi /Universitas tidak dapat berdiri atas satu komponen saja atau oleh satu unsur saja tetapi ditentukan oleh berbagai komponen yang mempengaruhinya. Proses pencapaian tersebut adalah suatu proses yang dialogis dari berbagai unsur penentu “ stakeholders “ yang ada tak terkecuali tradisi terhadap keberadaan kelembagaan /ornganisasi ditingkat mahasiswa pada perguruan tinggi tersebut.


Organisasi Kemahasiswaan Unika St.Thomas su.

Seperti yang diketahui bersama sejak berdirinya Universitas Katolik ST.Thomas SU. Pada Tahun 1984 -1995 dengan Rektor DR.Gonzalvus H.Snijders Ofm Cap. Kemudian dilanjutkan P. Drs.Yan Sunyata OSC. Sebagai Rektor Unika St.Thomas ke-2 kemudian oleh P.Leo Sipahutar,Msc. Terakhir pada Tahun 2000’ organisasi kemahasiswaan berubah bentuk dari SMPT ( Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi ) menjadi PEMA ( Pemerintahan Mahasiswa ) Unika St.Thomas su. Ketetapan tersebut dihasilkan pada lokakarya Organisasi Kemahasiswaan Unika St.Thomas SU Tanggal 16 & 17 Maret 2000 di Maranatha Berastagi, yang dilanjutkan tanggal 22 Maret dan 15 April 2000 di kampus Unika di Tj.Sari. Dapat dipahami , ketika itu mahasiswa diberbagai daerah Indonesia sedang bergolak dan sedang dihinggapi semangat bergerak/berorganisasi yang tinggi, relevan dengan Euforia Reformasi pasca’98 sebuah peristiwa politik besar kenegaraan, dimana mahasiswa dari berbagai kampus telah berperan besar dalam mendobrak dan melengserkan Seorang SOEHARTO sebagai presiden yang represif, diktator dan dianggap sebagai sumber krisis ekonomi dan politik di Negara R.I dikala itu .Alhasilnya pada Tanggal 24 April 2000 secara sah telah berdiri suatu kelembagaan mahasiswa di Tingkat Universitas dengan nama Pemerintahan Mahasiswa ( PEMA ) Unika St.Thomas Su. Yang dilengkapi dengan AD/ART dan secara sejarahnya belum pernah diamandemen hingga sekarang, Benarkah ???. PEMILU Mahasiswa Unika Tahun 2000 adalah penyelenggaraan PEMILU yang cukup demokratis untuk pertama kalinya, memilih Presma, MPM, Gubernuran Fakultas hingga HMJ secara langsung.
Roda Pemerintahan Mahasiswa / PEMA sebagai organisasi kelembagaan Mahasiswa Unika tidak berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Dalam sejarahnya , pernah hingga dua kali mengalami kebuntuan , yakni pada Tahun 2002 hingga Tahun 2004 ( kegagalan PEMILU ) yang diikuti dengan kevakuman kelembagaan selama kurang lebih 2 tahun. Kemudian sebuah proses dialog dengan nama Musyawarah Besar Mahasiswa Unika pada Tahun 2004 ditempuh untuk pertama kalinya yang diselenggarakan di Cinta Alam , Sibolangit Tanggal 08-10 Oktober 2004. Dan menghasilkan berbagai catatan penting ( Rekomondasi ) sebagai hasil evaluasi kelembagaan , termasuk pembentukan KPUM untuk penyelenggaraan PEMILU secepatnya dan point-point penting sebagai rekomendasi dari evaluasi kelembagaan untuk amandemen AD/ART.
Pada masa P.Elias S. Sembiring, Lic.,Th.M.,OFM Cap. Sebagai Rektor Unika St.Thomas SU. Kembali, keberadaan organisasi PEMA Unika ST.Thomas yang berkedudukan di tingkat Universitas ini di uji kembali eksistensinya dengan peristiwa besar kelembagaan yang tak dapat dilupakan oleh segenap sivitas akademika hingga alumni yang masih perduli dengan almamaternya. Tepatnya pada tanggal 1 maret 2005 dikeluarkan SK Pemecatan 9 orang mahasiswa Unika , termasuk Presiden dan Wapres beserta Anggota MPM PEMA Unika. Pemecatan ini adalah puncak dari perjuangan mahasiswa Unika sejak bulan Desember 2004 menolak kenaikan uang kuliah sebagai amanah/asprirasi dari Mahasiswa Unika keseluruhan yang tentunya didampingi oleh PEMA Universitas. Peristiwa ini cukup tragis karena bertepatan dengan gemuruhnya perjuangan mahasiswa diseluruh Tanah Air menolak kenaikan BBM. Sementara itu, mahasiswa Unika harus dihadapkan persoalan besar dari dalam/internal kampus yang cukup menyakitkan oleh karena pahitnya kenyataan sebagai sanksi yang harus diterima oleh mahasiswa “ akitvist “ harus dipecat, terlebih lagi kasus ini telah menohok cukup dalam eksistensi PEMA Unika St,Thomas sebagai organisasi yang telah disahkan oleh Universitas dan tidak sedikit pengorbanan tenaga, pemikiran dan materi yang terbuang untuk keberadaanya. Barangkali ,oleh karena kejenuhan yang dialami dan semakin kompleksnya penyelesaian tersebut dan Konsentrasi mahasiswa Unika juga telah dipecah atau semakin terpecah dengan terjadinya Peristiwa GEMPA di NIAS Tgl.28 Maret 2005 disadari telah menghasilkan perlawanan oleh mahasiswa yang semakin melemah. Perlawanan sebelumnya sejak bulan Januari 2005 berlangsung gencar dan militant telebih-lebih lagi sejak keluarnya SK Pemecatan tersebut ( 1 Maret 2005 ).Kesemuanya ini dicatatkan oleh MPM Unika St.Thomas su. Dimana ketika itu bertindak sebagai ujung tombak perjuangan mahasiswa ketika itu. Walau pada akhrinya , harus cabut diri dari Medan perjuangan oleh karena sebuah hal yang juga tak dapat dielakkan ketika itu. Akhirnya tanpa disadari barangkali oleh karena rasa frustasi, rasa solidaritas ditambah dengan keraguan terhadap eksistensi kelembagaan di masa kedepan MAKA , PROSES KELEMBAGAAN menjadi PADAM-VAKUM hingga sekarang. . Proses dialektika PERUBAHAN kekualitas yang lebih baik kedepan membawa kekesadaran yang baru bahwa proses kelembagaan PEMA Unika di tingkat Universitas maupun di tingkat Fakultas tiada pilihan ” HARUS TERUS HIDUP dan BERPROSES ” menyadari telah demisioner walau belum ada yang belum mendemisionerkan PEMA MPM di Kelembagaan atau barangkali karena Hal Demisioner tidak diatur dalam AD/ART Kelembagaan PEMA Unika St.Thomas SU, Maka, Kami bersama dengan kelembagaan lainnya yang masih EXIST dan memiliki keyakinan yang tinggi masih terus melanjutkan perjuangan kelembagaan hingga pada Rembuk- Musyawarah Besar Kelembagaaan Tanggal 08-10 Desember 2006 dengan harapan dapat dihasilkan beberapa point-point penting menjadi KETETAPAN UNTUK KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN PEMA UNIKA ST.THOMAS SU KEDEPAN YANG LEBIH MERDEKA . Selanjutnya proses ini diserahkan kepada seluruh Mahasiswa Unika secara keseluruhan . Namun agar dapat lebih terarah, penyelenggaraan/ rebuilding kelembagaan tersebut tetap difasilitasi oleh PEMA Unika yang masih exist dan legitimater walau secara de Jure penuh dengan kelemahan. Menghasilkan sebuah draft amandemen yang solutif - konkrit ,adalah merupakan beban moral kelembagaan pada masa ini .Wujud nyata dari Rebuilding Kelembagaan tersebut adalah amanah / aspirasi tetap seluruh mahasiswa Unika St.Thomas SU. MERDEKA.!!!!! MERDEKA DAN MERDEKA !!!!

UNIKA ST.THOMAS DAN KELEMBAGAAN PEMA YANG HIDUP, BERTUMBUH DAN BERKEMBANG

Dilatar belakangi oleh pemahaman yang mendasar mengenai :
1. Pentingnya keberadaan Universitas Katolik St.Thomas su dan juga PEMA ( Pemerintahan Mahasiswa ) sebagai organisasi kelembagaan mahasiswa , baik sebagai syarat berdirinya PT . maupun sebagai mitra kerja yang sinerjis guna mendukung tujuan penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi ‘ Unika ST.Thomas su dididirikan.
2. Pentingnya keberlanjutan , pembangunan kembali semangat kelembagaan PEMA Unika St.Thomas su melalui Konsolidasi kelembagaan PEMA yang akan segera dilaksanakan dengan terlebih dahulu akan dilaksanakan berbagai fase konsolidasi sebagai pra kondisi menuju puncak konsolidasi mahasiswa yakni penyelenggaraan PEMILU 2006/2008.
3. Masyarakat ilmiah yang kritis, dialogis,obyektif, analitis, kreatif dan konstruktif, dinamis , terbuka Untuk menerima kritik, menghargai waktu dan prestasi ilmiah /akademik, bebas dari prasangka, kesejawatan/kemitraan, khususnya diantara sivitas akademika, memiliki dan menjungjung tinggi norma, kaidah dan susila akademik serta tradisi ilmiah dan tentunya berorientasi kemasa depan.
Sebagai bagian dari masyarakat ilmiah maka, kembali kami akui ini adalah ’pil pahit‘ proses pendewasaan kelembagaan yang telah /akan dilalui dan harus diambil hikmah serta point penting agar tidak terjadi lagi dimasa mendatang. Keberlanjutan kelembagaan ini , tidak dapat kami lakukan sebagai eksistensi individu yang telah ‘ patah’ tapi demi keberlanjutan dan proses demokrasi yang harus terus maju, tumbuh dan berkembang di lingkungan Unika ST.Thomas su. Bersama dengan ‘ api ‘/semangat juang mahasiswa Unika yang pernah dipadamkan namun tidak pernah selamanya akan mati.
Ut Universitas nostra vivat, crescat et floreat ( Semoga universitas kita hidup, bertumbuh dan berkembang ) motto yang sering digunakan oleh mantan rektor Unika yang pertama DR.Snijders (1984-1995) . Jauh dari sudut luar pandangan penyelengara Unika, Mahasiswa Unika sebagai komponen pelengkap, sejatinya menyadari akan kendala tersebut yakni ‘Mewujudkan Univerisitas Katolik St.Thomas sebagai universitas yang memiliki roh kehidupan terus bertumbuh dan berkembang ternyata adalah masih sangat jauh dari kenyataan. Barangkali tak ada salahnya , sebagai masyarakat ilmiah Penyelenggara Universitas dapat lebih membuka diri untuk berbagai hal/ kendala yang dihadapi. Sebaliknya, strategi Melemparkan kesalahan kepada pihak lain, mengkambing hitamkan pergerakan mahasiswa Unika dalam demonstrasinya adalah strategi yang sama sekali tidak solutif. Mahasiswa sekali lagi adalah stakeholder kemajuan suatu Universitas/ Perguruan Tinggi.
Universitas yang memiliki roh kehidupan adalah Universitas yang memiliki tradisi ilmiah yang mendasar sebagai masyarakat akademik yang cerdas. Suatu almamater dengan tradisi yang mantap, perilaku warganya cukup kuat berpedoman pada kaidah-kaidah yang merupakan pengejawantahan tradisi tersebut, oleh karenanya makin kukuh tradisi akademik dalam suatu almamater, maka akan makin kurang dirasakan perlunya merumuskan peraturan-peraturan tambahan yang hanya akan membunuh kreativitas mahasiswa, kedinamisan yang dimilikinya sebagai masyarakat ilmiah .
Motto Bertumbuh dan berkembang . Unika St.Thomas sebagai suatu perguruan Tinggi merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengkajian yang memelihara, mengembangkan serta menyebarkan ilmu pengetahuan bagi kepentingan demi kesejahteraan umat manusia. Di Indonesia peran dan fungsi itu dituangkan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari tiga misi : PENDIDIKAN , PENELITIAN, DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Ketiga Dharma tersebut sama tinggi harkat dan derajatnya, bertaut satu dengan lainnya dalam kesatuan yang utuh. Dalam konteks ini, mahasiswa dan perguruan tinggi tidaklah sebuah kesatuan yang berdiri sendiri “ sebagai menara gading “ namun harus mampu mengikuti perkembangan Zaman dengan tanpa mengabaikan peran/ keberadaan masyarakat sebagai bagian dari modal pendirian sebuah Universitas.. Mahasiswa sebagai generasi muda muda mempunyai dimensi kehidupan yang luas yakni : Kehidupan sebagai masyarakat ilmiah kampus, Kehidupan bermasyarakat diluar kampus, Kehidupan berbangsa sebagai anak bangsa dan Kehidupan bernegara sebagai warga negara . Dari berbagai dimensi ini diharapkan mahasiswa dapat memahami masalah-masalah dan perkembangan yang ada dan timbul di masyarakat dan dapat melaksanakan peran sertanya bagi pembangunan bangsa dan negara yang kita cintai ini. oleh karenanya ‘ Nation and Character building mahasiswa “ dapat tumbuh bersama dengan perkembangan Universitas
Hasil utama dari misi Tri Dharma Perguruan Tinggi ini adalah lulusan Perguruan Tinggi yang bermutu, sanggup bersaing dalam menjadikan tantangan sebagai peluang, menatap era globalisasi dan pasar bebas yang tak dapat lagi dielakkan. Maka, kompleksitas / kendala ataupun dimensi yang dalam dari pergerakan kaum aktivist mahasiswa unika sejatinya tidaklah berdiri sendiri namun oleh karena pemahaman yang dalam sebagai bagian langsung yang terintegratif dengan kondisi masyarakat , berbangsa dan kehidupan bernegara.

Bahan untuk Rembuk- Musyawarah Besar Kelembagaan PEMA Unika St.Thomas SU.
Sibolangit : 8 - 10 Desember 2006
Dikutip dari kitab proses perjalanan kelembagaan PEMA Unika 2004-2006
Di Buat di Medan, 10 April 2006

Oleh
Yanuarman Gulo ( Ketua MPM PEMA Unika St.Thomas 2004-2006 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar